Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana rasanya mengubah hobi favorit Anda menjadi sumber penghasilan? Mungkin Anda pernah menelusuri Instagram, kagum dengan seseorang yang menjual perhiasan buatan tangan atau mengajar kelas yoga di akhir pekan, dan berpikir, “Bisakah saya melakukan itu juga?”
Anda tidak sendirian.
Pekerjaan sampingan bukan lagi sekadar tren. Bagi kebanyakan orang, ini adalah tentang memenuhi kebutuhan hidup. Sementara bagi yang lain, ini adalah cara untuk mengejar impian mereka yang tidak sesuai dengan kebiasaan jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Apa pun alasannya, orang di mana pun semakin kreatif dalam menghasilkan uang tambahan. Dan bagian terbaiknya? Pilihannya beragam, tergantung orang yang mengejarnya.
Hari ini, kita menyelami dunia usaha sampingan dan mengungkap mengapa begitu banyak dari kita tertarik pada hal tersebut. Statistik sampingan ini mengeksplorasi apa sebenarnya arti dari mengelola berbagai aliran pendapatan—dan apakah pada akhirnya semuanya sepadan.
1. Pekerjaan sampingan lebih dari sekedar menghasilkan uang
Tampaknya para penipu hanya mengejar penghasilan tambahan, namun alasannya lebih dalam. Tentu saja, 80% orang memulai usaha sampingan untuk meningkatkan keuangan mereka, namun yang sebenarnya mereka inginkan adalah kontrol dan pertumbuhan yang lebih besar. Menurut sebuah survei, 41% pekerja sampingan melakukannya untuk mempelajari keterampilan baru dan 30% bermimpi untuk akhirnya menjadi bos bagi diri mereka sendiri.
Jika Anda pernah berpikir untuk memulai usaha sampingan, tanyakan pada diri Anda: apakah ini hanya tentang uang, atau tentang apa yang bisa Anda capai dengan uang? Entah itu untuk mendapatkan kemandirian, naik level secara profesional, atau mengubah minat menjadi karier, pekerjaan sampingan Anda bisa menjadi jembatan menuju sesuatu yang lebih besar.
2. Pekerjaan sampingan mencerminkan ambisi dan kebutuhan finansial
Bagi 19% orang Amerika, pekerjaan sampingan mewakili jalan menuju kemandirian, dengan aspirasi untuk mengubahnya menjadi karier penuh waktu. Namun, kelompok yang lebih besar memandang mereka sebagai perlengkapan permanen dalam kehidupan finansial mereka. Sebanyak 28% responden berharap untuk selalu membutuhkan pekerjaan sampingan untuk memenuhi biaya hidup dasar, sementara 26% responden lainnya mengandalkan hal tersebut untuk belanja diskresi. Tujuan ganda ini mencerminkan potensi dan tekanan yang terkait dengan aliran pendapatan tambahan ini.
3. Pekerjaan sampingan menjadi kebutuhan finansial bagi banyak orang
Bagi satu dari tiga pelaku usaha sampingan (33%), penghasilan sampingan merupakan sebuah kebutuhan. Orang-orang ini mengandalkan penghasilan tambahan untuk menutupi pengeluaran sehari-hari. Data tersebut memberikan gambaran yang jelas: pekerjaan tambahan ini bukan lagi sebuah kemewahan namun sebuah penyelamat. Meningkatnya biaya hidup dan gaji yang stagnan membuat banyak orang mencari sumber pendapatan tambahan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok.
4. Mereka yang berpenghasilan lebih tinggi kemungkinan besar akan melakukan pekerjaan sampingan
Yang mengejutkan, mereka yang berpenghasilan $100.000 atau lebih setiap tahunnya adalah mereka yang paling mungkin mempunyai pekerjaan sampingan, dengan 45% melakukan pekerjaan tambahan. Sementara itu, partisipasi bisnis sampingan tetap stabil di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, berkisar antara 35% hingga 40%. Bagi mereka yang berpenghasilan lebih tinggi, pekerjaan sampingan dapat berfungsi sebagai cara untuk membangun kekayaan, mengeksplorasi minat, atau mencapai tujuan finansial dengan lebih cepat.
5. Generasi muda menganggap pekerjaan sampingan sebagai sebuah norma
Pekerjaan sampingan membentuk kembali budaya kerja bagi generasi muda. Menurut survei Bankrate, 48% Gen Z dan 44% generasi milenial secara aktif mendapatkan penghasilan sampingan. Bagi generasi ini, pekerjaan sampingan adalah cara praktis untuk menghadapi tantangan pinjaman mahasiswa, inflasi, dan ketidakpastian karier.
6. Generasi yang lebih tua melakukan pekerjaan sampingan dengan tarif yang lebih rendah
Generasi baby boomer adalah kelompok yang paling kecil kemungkinannya untuk melakukan pekerjaan sampingan, dengan hanya 23% yang melaporkan adanya aliran pendapatan tambahan. Sebaliknya, 33% Generasi X telah melakukan pekerjaan sampingan, yang mencerminkan penyerapan yang moderat dibandingkan generasi muda. Bagi generasi yang lebih tua, jalur karier tradisional dan tabungan pensiun dapat mengurangi kebutuhan akan penghasilan tambahan.
7. Laki-laki lebih mungkin mempunyai pekerjaan sampingan dibandingkan perempuan
Laki-laki memimpin dalam hal partisipasi, dengan 43% melaporkan aliran pendapatan tambahan dibandingkan dengan 35% perempuan. Kesenjangan ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam ketersediaan waktu, ekspektasi masyarakat, atau akses terhadap peluang kerja sampingan tertentu. Perempuan, yang seringkali menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan dan pekerjaan, mungkin menghadapi hambatan tambahan dalam mengambil pekerjaan tambahan.
8. Pekerjaan sampingan menuntut banyak waktu dan tenaga
Orang Amerika yang memiliki pekerjaan sampingan mendedikasikan hampir sepuluh jam seminggu untuk pekerjaan tambahan ini. Investasi waktu ini dapat menyaingi pekerjaan paruh waktu, yang sering kali menambah beban pada jadwal yang sudah sibuk. Pekerjaan sampingan membutuhkan waktu, jadi penting untuk memilih salah satu yang sesuai dengan tujuan dan keterampilan Anda. Sebelum memulai, pertimbangkan laba atas investasi—bukan hanya uang, namun juga waktu dan energi Anda—untuk memastikan investasi tersebut sepadan dan tidak menyebabkan kelelahan.
9. Bisnis sampingan online mendominasi gig economy
Dalam hal mendapatkan penghasilan tambahan, dunia digital memimpin. Pembuatan konten blog dan media sosial, dengan 16,6% pelaku bisnis sampingan memilih ini. Pekerjaan pertunjukan seperti Uber dan layanan pengiriman menyusul dengan 15,6%. Di belakangnya adalah pekerja lepas dan menjalankan toko online, yang masing-masing menyumbang 13,4% dari bisnis sampingan.
Opsi-opsi ini mencerminkan peralihan ke platform digital yang menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas. Jadi, di manakah pekerjaan sampingan Anda cocok? Pekerjaan sampingan tradisional seperti mengasuh anak atau mengajak jalan-jalan bersama anjing masih ada, namun maraknya aktivitas berbasis online menunjukkan bagaimana teknologi mengubah cara kita bekerja.
10. Menjual barang secara online bervariasi adalah pekerjaan sampingan yang layak
Menjual barang secara online, seperti melalui platform seperti Etsy dan eBay, adalah pekerjaan sampingan yang populer, namun prevalensi yang dilaporkan sangat bervariasi berdasarkan sumber. Menurut survei DollarSprout, 39,4% responden melakukan jenis pekerjaan ini, menjadikannya salah satu pekerjaan sampingan yang paling umum.
Namun, survei Self menunjukkan angka yang jauh lebih kecil, dengan hanya 7,8% yang melaporkan menjual barang secara online sebagai aktivitas mereka. Terlepas dari variasinya, tren ini menunjukkan semakin besarnya daya tarik e-commerce sebagai cara yang fleksibel dan mudah diakses untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
11. Malam hari adalah waktu terbaik bagi para penipu sampingan
Bagi sebagian besar pekerja sampingan, malam hari adalah saat keajaiban terjadi. 33,1% responden Self mendedikasikan waktu mereka setelah jam 9 hingga jam 5 untuk mengerjakan pekerjaan sampingan mereka. Hal ini masuk akal, karena malam hari sering kali memberikan waktu tanpa gangguan untuk fokus pada proyek pribadi.
Di sisi lain, di akhir pekan, meskipun kurang populer, masih ada 18,2% pekerja sampingan yang bekerja ekstra untuk mencapai tujuan mereka. Jika Anda lebih menyukai akhir pekan, merencanakan dan menetapkan tujuan kerja yang jelas dapat membantu Anda memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Pada akhirnya, kesuksesan terletak pada menemukan jadwal yang sesuai dengan kehidupan dan tingkat energi Anda.
12. Pendapatan sampingan terus meningkat
Rata-rata pekerja sampingan sekarang menghasilkan $891 per bulan, meningkat dari $810 pada tahun 2023. Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya peluang dan permintaan dalam gig economy, serta meningkatnya upaya yang dilakukan orang-orang untuk melakukan pekerjaan sampingan mereka.
Peningkatan pendapatan bisnis sampingan yang stabil menunjukkan bahwa mereka yang berpartisipasi menemukan cara untuk mengoptimalkan usaha mereka, baik melalui pengembangan keterampilan, memanfaatkan teknologi, atau menjajaki peluang yang lebih menguntungkan.
13. AI membuka pintu bagi peluang bisnis sampingan baru
Menurut survei DollarSprout, empat dari sepuluh penipu mengatakan AI telah memperluas peluang mereka, dan mudah untuk mengetahui alasannya. Dengan menurunkan hambatan masuk, AI memungkinkan individu menjelajahi pekerjaan yang mungkin belum pernah mereka pertimbangkan sebelumnya, seperti pembuatan konten. Dengan alat yang menyederhanakan tugas kompleks, kini Anda dapat mengerjakan proyek yang sebelumnya memerlukan pelatihan khusus atau investasi waktu yang signifikan.
14. AI mengubah cara orang Amerika melakukan pendekatan sampingan
Sebanyak 67,4% orang Amerika kini mengintegrasikan AI ke dalam pekerjaan sampingan mereka, merevolusi cara mereka bekerja dan meningkatkan pendapatan tambahan mereka. Hal ini dapat berkisar dari mengotomatiskan tugas-tugas seperti penjadwalan media sosial dan entri data hingga meningkatkan kreativitas. Bagi banyak orang, AI memungkinkan mereka mengatur berbagai komitmen sekaligus meningkatkan skala usaha mereka.
Tidak mengherankan jika 84,3% pekerja sampingan melaporkan bahwa alat AI membuat pekerjaan mereka lebih efisien. Alat-alat ini dapat menjadi pembeda antara kelelahan dan keberhasilan mengelola berbagai tanggung jawab. Jika Anda ingin memaksimalkan pekerjaan sampingan Anda, pertimbangkan untuk menjelajahi alat AI yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
16. Pengguna AI mendapat penghasilan lebih banyak dari pekerjaan sampingan mereka
Penipu sampingan yang menggunakan alat AI menghasilkan rata-rata $482 lebih banyak per bulan dibandingkan mereka yang tidak—$876 dibandingkan dengan $394. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh efisiensi yang diberikan AI. Namun, faktor lain mungkin juga berperan. Pengguna AI lebih cenderung bekerja di industri yang melek teknologi atau mengutamakan digital, seperti pemasaran online, e-commerce, atau pekerja lepas, yang tentu saja cenderung menawarkan penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan tradisional.
17. Dampak beragam inflasi terhadap pekerjaan sampingan
Inflasi menekan profitabilitas banyak perusahaan sampingan, dengan 26% melaporkan biaya yang jauh lebih tinggi dan pendapatan yang berkurang, dan 30% melaporkan adanya peningkatan biaya. Namun, tidak semuanya merupakan berita buruk—36% mengatakan inflasi tidak mempengaruhi pekerjaan sampingan mereka dan 8% melaporkan bahwa inflasi sebenarnya telah meningkatkan profitabilitas mereka.
Bagi sebagian orang, inflasi telah meningkatkan permintaan terhadap jasa seperti penjualan kembali atau perbaikan karena masyarakat mencari alternatif yang hemat biaya. Jika inflasi berdampak pada pekerjaan sampingan Anda, pertimbangkan untuk beralih ke industri yang berkembang dalam ketidakpastian ekonomi.
18. Manajemen waktu adalah penyebab stres utama bagi para penipu sampingan
Menyeimbangkan pekerjaan sampingan dengan tanggung jawab sehari-hari adalah suatu prestasi yang menantang. Bagi 24,1% pekerja sampingan Amerika, manajemen waktu adalah bagian yang paling membuat stres. Tantangan keuangan juga terjadi, dengan 21,9% menekankan pada pengeluaran atau pendapatan yang tidak konsisten, sementara 17,6% kesulitan dalam hal pemasaran, seperti mencari klien atau pelanggan.
19. Pekerjaan jarak jauh memicu meningkatnya pekerjaan sampingan
Bagi 43% pekerja sampingan, pekerjaan jarak jauh memberikan fleksibilitas dan jam tambahan yang diperlukan untuk mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Berkurangnya waktu perjalanan dan kontrol yang lebih besar terhadap jadwal harian memudahkan Anda melakukan pekerjaan sampingan, sehingga meningkatkan produktivitas dan potensi penghasilan.
Namun, tidak semua orang merasakan hal yang sama. Kelompok yang lebih kecil (7%) menemukan bahwa kebebasan bekerja jarak jauh mengurangi kebutuhan atau motivasi mereka untuk melakukan pekerjaan sampingan. Bagi mereka, keseimbangan dan kepuasan yang ditawarkan oleh pekerjaan jarak jauh sudah cukup.
20. Pemulihan pascapandemi membentuk kembali lanskap bisnis sampingan
Pemulihan ekonomi telah mendorong 40% pekerja sampingan memandang pekerjaan mereka sebagai jaring pengaman finansial yang penting, yang mencerminkan ketidakpastian yang masih ada di pasar kerja. Pada saat yang sama, 31,4% responden melihat fase pemulihan sebagai peluang untuk meraih peluang baru. Di sisi lain, 5,2% responden memutuskan untuk menghentikan sementara atau menghentikan usaha sampingan mereka. Hal ini mungkin disebabkan oleh kembalinya stabilitas pada pekerjaan utama mereka atau adanya pergeseran prioritas.
Angka-angka ini mengungkapkan betapa berubahnya peran usaha sampingan di dunia pasca-pandemi. Hal ini dapat bertindak sebagai solusi sementara dan strategi jangka panjang untuk menavigasi perubahan ekonomi.
Membungkusnya
Statistik sampingan ini menceritakan kisah tentang ketabahan, ambisi, dan kreativitas. Angka-angka tersebut menunjukkan perpaduan yang menarik. Pekerjaan sampingan adalah jalur kehidupan bagi sebagian besar orang, proyek yang menarik bagi orang lain, dan—bagi segelintir orang yang berani dan beruntung—awal dari sesuatu yang besar.
Baik itu meluangkan sepuluh jam ekstra dalam seminggu untuk mewujudkan impian atau sekadar mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup, kini semakin banyak orang yang mendefinisikan ulang apa artinya bekerja. Saat Anda mempertimbangkan perjalanan Anda, ingatlah ini:
Pekerjaan sampingan seharusnya tidak hanya tentang menghasilkan lebih banyak.
Bersikaplah cukup berani untuk mengeksplorasi kemungkinan. Jadi, jika Anda punya impian atau hanya ingin membuat hidup sedikit lebih nyaman, ada pekerjaan sampingan di luar sana yang menunggu Anda untuk mewujudkannya.